Kegiatan agribisnis meliputi tiga sub sistem,
yaitu subsistem pra produksi,produksi, dan pemasaran. Dalam subsistem pra
produksi, ketersediaan benih/ bibit merupakan prioritas yang perlu
diperhatikan, karena keberhasilan agribisnis akan bergantung pada penyediaan
sarana produksi, di antaranya
benih bermutu.Benih bermutu adalah benih yang
baik dan bermutu tinggi yang menjamin pertanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini,
benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tumbuh, dan tingkat
kemurnian yang tinggi.Untuk menghasilkan benih padi bermutu (bersertifikat) minimum
memperhatikan dua prinsip penting, yaitu prinsip genetis dan agronomis. Prinsip
genetis adalah pengendalian mutu benih internal yang dilaksanakan produsen
benih agar tidak terjadi kemunduran genetiknya. Sebaliknya prinsip
agronomis adalah tindakan budidaya secara benar agar dapat menghasilkan
benih bermutu tinggi, baik kualitas maupun kuantitas (mutu fisik dan mutu
fisiologis benih)
Teknologi produksi benih
1. Pemilihan lokasi
Padi merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan
sendiri dan kemungkinan untuk terjadinya penyerbukan silang sangat kecil (<
0,4 %). Namun demikian, isolasi benih perlu dilakukan dari pertanaman padi lain
yaitu minimal 3 meter, atau berbunga tidak bersamaan dengan selisih waktu
sekitar 30 hari dari padi konsumsi. Disamping itu lokasi perbenihan harus
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Lahan hendaknya bekas
jenis tanaman lain atau diberakan.
b. Pada lahan bekas
tanaman padi, varietas yang ditanam adalah sama dengan varietas yang ditanam
sebelumnya.
c. Ketinggian lahan
disesuaikan dengan daya adaptasi varietas tanaman
d. Lahan relatif subur
dengan pH 5,4 – 6, dan memiliki lapisan olah sedalam 30 cm agar sawah tidak
lekas kering.
e. Lahan persemaian
terhindar dari cahaya lampu pada saat malam hari.
2. Pemilihan varietas dan
asal benih
Varietas yang diperbanyak disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen, kesesuaian lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama
penyakit. Benih sumber yang digunakan berasal dari kelas yang sebih tinggi.
Untuk menghasilkan benih dasar (FS) digunakan benih penjenis (BS), untuk
menghasilkan benih pokok (SS) digunakan benih dasar, sedangkan untuk
menghasilkan benih sebar (ES)digunakan benih pokok.
Produksi benih dapat dilakukan pada musim hujan maupun pada
musim kemarau asal kan air cukup tersedia. Untuk memudahkan prosesing hasil,
lebih menguntgungkan bila usaha perbenihan dilakukan pada musim kemarau.
a. Tempat persemaian
dibuat seluas 5% dari luas lahan produksi benih, sebelum diolah lahan
persemaian diairi terlebih dahulu dan keesok harinya lahan dicangkul dan dibuat
bedengan dengan ketinggian 15-20 cm, jarak antar bedengan selebar 30 cm.
b. Sebelum disebar benih dengan
kadar air 11-12 % dimasukan kedalam karung kemudian direndam dalam kolam atau
air yang mengalir selama 24 jam untuk mematahkan dormansi.
c. Selanjutnya benih diperam
ditempat teduh selama 24 jam untuk memacu perkecambahan.
d. Benih disebar secara merata
dilahan persemaian pada keadan macak-macak (berlumpur)
e. Campurkan pupuk 200 gr urea,
+ 100 gr sp-36 + 60 gr KCL untuk setiap 10 m2biberikan 5 hari
setelah sebar.
f. Untuk meindunngi serangan
persemaian dari hama penyakit, persemaian disemprot dengan insektisida atau
fungisida anjuran.
g. Lahan persemaian diusahakan
agar selalu macak-macak sehingga bibit berumur 14-18 hari.
4. Penyiapan lahan
Penanaman padi untuk produksi benih dilakukan
dilahan sawah. Agar tanaman padi dapat tumbuh optimal lahan diolah sebaik
mungkin untuk mendapatkan struktur tanahdengan kedalaman lumpur 15 -30 cm,
sebagai berikut:
a. Pengngenangan
I selama 3-4 hari di ikuti pembajakan I
b. Penggenangan
II selama 2-3 hari di ikuti pembajakan ke II
c. Penggenangan
III selama 2-3 hari di ikuti penggaruan ke I
d. Penggenangan ke
IV diikutu pengaruan ke II sambil meratakan permukaan tanah
5. Pengaturan jarak tanam
dan tanam
a. Sesuai dengan anjuran BPSB jarak tanan bibuat
mengikuti jarak tanam jajar legowo 2:1, 4:1, 5:1 dengan tujuan untuk mempermudah
seleksi tanam yang tumbuh menyimpang.
b. Bibit umur < 21 hari dengan kondisi sehat
ditanam, 1-3 batang per rumpun.
c. Untuk perbanyakan benih dasar (FS) dari benioh
penjenis (BS) bibit ditanam satu batang perlubang tanam. Sedangkan untuk
perbanyakan benih pokok (SS) dari benih dasar (FS) dan beih sebar (ES) dari
benih pokopk (SS) di tanam 2-3 batang per lubang.
6. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan, penyulaman,
penyiangan, pengairan, serta pengendalian hama dan penyakit.
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sama saeperti produksi untuk konsumsi,
jenis jumlah (dosis) dan cara pemberian pupuk mengacu pada rekomendasi
pemupukan pada padi sawah daerah setempat.
b. Penyulaman
- Tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal
diganti dengan tanaman yang sehat.
- Penyulaman dilakukan pada tanaman
ber umur 4-10 hari setelah tanam (hst).
c. Penyiangan
- Penyiangan (pengendalian gulma) dilakukan secara
manual dengan membuang gulma dan tanamanpengganggu lain sebanyak dua kali yaitu
pada umur 15 dan 35 hari setelah tanam (hst)
- Peyiangan dapat pula dilakukan secara kimiawi
dengan menggunakan herbisida.
d. Pengairan
Pengairan dilakukan secara berseling (intermiten)
dengan cara sebagai berikut:
Ø
Sewaktu tanam bibit, lahan dalam kondisi
macak-macak
Ø
Secara ber angsur-angsur lahan diairi 2-5 cm
hingga tanaman ber umur 10 hst.
Ø
Lahan tidak diairi selama 5-6 hari atau sampai
permukaan tanah retak-retak selama dua
hari, kemudian diairi kembali setinggi 5-10 cm.
Ø
Mulai fase keluar bunga sampai 10 hari
sesudahnya, lahan terus digenangi sekitar 10 cm.
Ø
Sejak 10 hari sebelum panen sampai saat panen,
lahan dikeringkan untuk mempercepat dan
meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Ø
Pengendalian hama penyakit mengikuti cara
pengendalian terpadu (PHT) yang meliputi pengelolaan varietas, pengelolaan
budidaya dan pengelolaan biologis.
Ø
Penggunaan bahan kimia (pestisida) hanya
diberikan pada kondisi yang tepat, yakni jika populasi hama melampawi batas
ambang kendali.
Ø
Hama dan penyakit utama yang biasa menyerang padi
adalah hama tikus, penggerek batang, wereng coklat dan penyakit hawar daun
(kresek).
7. Rouging (seleksi)
Roguingin adalah membuang tipe simpang, campuran
varietas lain, dan membuang tanaman lain. Tanaman yang terinfeksi oleh
stemborer atau penyakit tanaman lainnya seperti tungro juga harus dibuang.
Selama produksi dilapangan tanaman diseleksi
minimal tiga kali yaitu :
a. Pada fase vegetative (umur 30 hari) seleksi
didasarkan pada warna, bentuk dan tinggi tanaman. tanaman yang menunjukan warna
dan bentuk batang, serta tinggi tanamanyang berbeda denngan tanaman aslinya
yang dibuang.
b. Pada fase berbunga (lebih kurang 50-60 hst)
seleksi didasarkan pada tinggi tanaman, bentuk dan warna bunga serta
keseragaman saat berbunga. Bila memiliki posisi dan warna bunga yang berbeda
dengan tanaman aslinya, rumpun tanaman harus dibuang.
c. Saat menjelang panen atau 80 % malai telah
kuning (± 100 hst)yang antara ;ain didasarkan pada umur tanaman, tinggi
tanaman, bentuk dan letak daun bendera, bentuk gabah, serta warna gabah.
Tanaman yang memiliki bentuk dan posisi daun bendera , serta bentuk dan warna
gabah yang berbeda, tanaman tersebut harus dibuang.
8. Panen
Setelah pemeriksaan tanaman terakhir dan
dinyatakan memenuhi syarat (lulus) oleh BPSB, tanaman siap untuk dipanen. Saat
yang tepat untuk panen adalah bila sebagian besar (90%) malai telah kuning,
gabah telah kuning (kadar air sekitar 17-23%) dan beras, buku-buku gabah sebelah
atas berwarna kuning serta batang mulai kering. Dalam pemanen sebaiknya Dua
baris tanaman yang paling pinggir dipanen terpisah dan tidak digunakan sebagai
calon benih.
Gunakan peralatan panen (thresher) dan
pengeringan (lantai jemur, mesin pengering) yang bersih agar tidak menjadi
sumber kontaminasi. Bila memakai karung sebaiknya menggunakan karung yang masih
baru.
- Pastikan bahwa areal yang akan dipanen
tidak ada sisa malai yang tertinggal di pertanaman yang dibuang saat rouging,
terutama rouging terakhir (satu minggu sebelum panen).
- Panen sebaiknya dilakukan per
varietas. Calon benih kemudian dimasukkan ke karung dan diberi label (nama
varietas, tanggal panen, dan lokasi produksi) .
0 komentar:
Posting Komentar